IBX5A6AE1868FA98

Friday, September 28, 2012

Tugas 1, Sistem Informasi Akutansi (SIA)


Sebelum membuat laporan strategi perusahaan retail mari saya jelaskan dahulu definisi Perusahaan Retail.
Perusahaan Retail merupakan sebuah perusahaan bagian paling akhir dari proses panjang sebuah pemasaran. Dalam artian, proses penjualan suatu produk yang ditunjukan langsung untuk kebutuhan konsumen akhir, konsumen akhir inilah pembeli barang ataupun jasa yang memanfaatkan produk yang dibelinya untuk keperluan personal atau untuk dikonsumsi secara pribadi, pembeli terakhir ini membeli produk eceran dari sebuah perusahaan semacam supermarket ataupun mini market tanpa ada niatan untuk menjualnya kembali barang tersebut.
Berbagai strategi dasar yang di gunakan oleh berbagai Perusahaan Retail diantaranya:
1.   Posisi strategis berdasar keanekaragaman (variety-based) melibatkan produksi atau penyediaan sebagian dari produk atau jasa dalam industri tertentu. Contoh: Jiffy Lube International adalah perusahaan yang mengadopsi posisi strategis berdasar keanekaragaman, dimana perusahaan tersebut tidak menyediakan jasa perbaikan mobil yang beranekaragam, tetapi mereka berfokus pada jasa ganti oli dan pelumas.

2.  Posisi strategis berdasar kebutuhan (needs-based) melibatkan usaha untuk melayani hampir seluruh kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu. Termasuk didalamnya adalah mengidentifikasi target pasar. Sebagai contoh : sebuah perusahaan yang memfokuskan pada para pensiunan.

3.  Posisi strategis berdasar akses (access-based) melibatkan sebagian pelanggan yang berbeda dari pelanggan lainnya dalam hal faktor-faktor seperti lokasi geografis atau ukuran. Hal ini menimbulkan perbedaan kebutuhan dalam melayani para pelanggan tersebut. Contoh : Perusahaan Edward Jones mengadopsi posisi strategis berdasar akses, dimana kantor pialang sahamnya sebagan besar terletak di kota-kota kecil yang tidak dilayani oleh kantor pialang lainnya yang lebih besar.
Memilih sebuah posisi strategis adalah hal yang penting karena hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan usaha-usahanya atau akibatnya perusahaan berisiko mencoba menjadi segalanya untuk semua orang.

      Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis yang sering di gunakan Pada perusahaan Retail.
    Perkembangan teknologi informasi dapat mempengaruhi strategi, Perkembangan internet sangat mempengaruhi cara berbagai tahapan rantai nilai dilaksanakan. Contoh : untuk produk-produk yang dapat diubah menjadi data digital, internet memungkinkan organisasi untuk secara signifikan mempersingkat aktivitas inbound dan outbond logistics mereka.
    Selain secara langsung mempengaruhi cara-cara organisasi menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai mereka, internet juga dapat secara signifikan mempengaruhi baik strategi dan posisi strategis. Contoh: internet secara dramatis dapat mengurangi biaya, dan karenanya membantu perusahaan mengimplementasikan strategi biaya rendah (low-cost strategy). Akan tetapi, jika setiap perusahaan dalam industri tertentu mempergunakan internet untuk mengadopsi strategi biaya rendah, maka pengaruhnya akan problematis. Bahkan, salah satu hasil yang mungkin terjadi adalah persaingan harga yang ketat antar-perusahaan. Apabila hal ini terjadi, hasil dari penghematan biaya yang diberikan oleh internet akan diperoleh para pelanggan, bukan dikuasai oleh perusahaan dalam bentuk laba tinggi. Lebih jauh lagi, karena setiap perusahaan dapat mempergunakan internet untuk mempersingkat aktivitas-aktivitas rantai nilainya, sepertinya tidak mungkin perusahaan dapat menggunakan internet untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan jika dihadapkan dengan para pesaingnya. Oleh karena itu, begitu sebagian besar perusahaan dalam suatu industri mulai mengintegrasikan secara penuh internet ke dalam rantai nilai mereka, pengaruhnya mungkin adalah mendorong perusahaan untuk bergeser dari mengikuti strategi biaya rendah, ke semacam bentuk strategi diferensiasi produk.


  

                 Strategi Perusahaan Retail  Carrefour  Dalam Menjalankan Bisnisnya

      Carrefour Indonesia merupakan salah satu pemain ritel nasional yang telah eksis keberadaannya di Indonesia. Sebagai konsekuensinya mau tidak mau Carrefour harus mampu bersaing dengan cerdas di arena permainan ritel yang ada. Joewono (2010) menekankan bahwa bahwa strategi yang digunakan haruslah sesuai dengan format atau konsep dasar dari ritel tersebut. Carrefour datang dengan konsep hipermarket yang mengusung strategi low price dan costumer service-nya. Sama halnya dengan Carrefour, para pesaingnya seperti Giant dan Hypermarket tak mau kalah soal low price dan costumer service.
Sepak terjang raksasa retail asal Prancis ini kerap mencemaskan para pesaingnya. Dalam tempo cepat, Carrefour sudah menjadi alternatif belanja pilihan bagi keluarga, khususnya di kota-kota besar. Bahkan, 84 gerai Carrefour telah hadir di lebih dari 60 lokasi yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Medan, Palembang dan Makasar.
 Carrefour Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada saat yang sama, Continent, juga sebuah paserba dari Prancis, membuka unit pertamanya di Pasar Festival.
       Pada penghujung 1999, Carrefour dan Promodes (Induk perusahaan Continent) sepakat untuk melakukan penggabungan atas semua usahanya di seluruh dunia. Penggabungan ini membentuk suatu grup usaha ritel terbesar kedua di dunia dengan memakai nama Carrefour.
        Pada Januari 2008, Carrefour Indonesia menyelesaikan proses akuisisi terhadap PT Alfa Retailindo Tbk. Konsep paserba merupakan konsep perdagangan eceran yang diciptakan oleh Carrefour yang dirancang untuk memuaskan para konsumen.               
Sebelumnya, pembelian 40 persen saham PT Carrefour Indonesia oleh Trans Corp akan menjadikan kelompok usaha Para Group itu menjadi pemegang saham tunggal terbesar.
Sedangkan pemegang saham lainnya adalah Carrefour SA sebesar 39 persen, Carrefour Nederland BV (9,5 persen), dan Onesia BV (11,5 persen). Carrefour adalah perusahaan 25 besar Fortune Global 500. Selanjutnya Trans Corp akan menjadi rekanan aktif operasi Carrefour di Indonesia.
       Selain itu, PT Carrefour Indonesia (PTCI) juga menggelar bazar dan pojok rakyat melibatkan ratusan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Bazar melibatkan 140 pengusaha UMKM yang merupakan binaan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan melalui Pusat Fagang Kecil Menengah (PDKM), Asosiasi Pelaku Usaha Indonesia (APINDO), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), pedagang kaki lima (PKL) yang berada dalam radius 1 km dari gerai, dan mitra UMKM binaan Carrefour. Saat ini Carrefour Indonesia mengoperasikan 79 gerai (63 hypermarket, 16 supermarket) di 22 kota.  Di tahun 2009 Carrefour Indonesia memperoleh nilai penjualan sebesar Rp 11.7 triliun.  Perusahaan ini mempunyai  12.000 karyawan dan bekerjasama dengan ribuan supplier, termasuk banyak perusahaan menengah ke bawah (small medium enterprise).  Dalam  wacana kedepan, Carrefour akan membuka 13 gerai baru di tahun 2010. Para Group sampai dengan saat ini telah mempekerjakan lebih dari  50.000 orang di Indonesia.
      Perusahaan Carrefour juga memasarkan produk yang di jualnya lewat media elektronik maupun media cetak dengan promosi-promosi yang menarik,  guna menarik konsumenya contohnya saja mereka memasarkan laptop yang di beri nama laptop 1 nusa 1 bangsa mereka memasarknya lewat televisi serta berbagai macam banner/iklan di situs internet. Carrefour Indonesia pada awalnya tidak terlalu serius melihat investasi IT sebagai suatu yang urgen dalam proses bisnisnya. Namun banyaknya kejadian lost of sales membuat manajemen melihat urgensi dari investasi ini, ditambah lagi berbagai tekanan persaingan dari pesaingnya yang juga menekankan soal low price dan costumer servicenya. Makalah ini akan mencoba membahas bagaiman Carrefour Indonesia menerapkan IT dalam manajemen rantai pasokannya sebagai langkah awal penerapan e-business lebih lanjut.

Sumber :  
http://www.anneahira.com/perusahaan-retail.htm
http://mpandapotan.blogspot.com/
http://aritp.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/12/penerapan-teknologi-informasi-dalam-manajemen-rantai-pasokan-di-carrefour-indonesia-sebagai-bagian-dari-upaya-penerapan-e-business-system 

No comments:

Post a Comment